Tujuanutama gerakan reformasi adalah memperbarui tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, baik dalam bidang ekonomi, politik, hukum serta bidang lainnya. Selain itu, terdapat beberapa tujuan reformasi lainnya yaitu sebagai berikut:
Setelahpengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949 terbukalah babak baru sejarah Indonesia sebagai bangsa yang sepenuhnya "merdeka". Kemerdekaan Indonesia masih dibebani dengan sistem federasi dan serikat yang melekat pada Indonesia sebagai konsekuensi hasil perjanjian KMB.
Walaupundemikian, perlawanan yang dilakukan oleh etnik-etnik dari bangsa Indonesia maupun etnik keturunan asing di wilayah Indonesia telah turut mewarnai perjuangan bangsa Indonesia di dalam menentang kekuasaan Belanda di wilayah Indonesia. Sejak tahun 1908, terjadi perubahan dalam pergerakan bangsa Indonesia, perlawanan-perlawanan yang
Suatu gerakan reformasi dilakukan harus dengan suatu cita - cita yang jelas (landasan ideologis) tertentu. Dalam hal ini Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. 25. • Suatu gerakan reformasi dilakukan dengan berdasar pada suatu kerangka struktural tertentu (dalam hal ini UUD 1945) sebagai kerangka acuan reformasi.
Jadi secara historis bahwa nilai -nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila, sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri sehingga asal nilai - nilai pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendir, atau dengan kata lain bangsa
PerfilmanIndonesia tidak terkecuali—perubahan yang dipicu oleh iklim reformasi turut hadir dalam kesehariannya. Pada bab pertama, saya telah membahas praktik mediasi film serta diskursus Orde Baru, yang menunjukkan politik representasi dan imajinasi komunitas-komunitas Indonesia. Sebagai antitesis terhadap bab sebelumnya, bab ini mengulas
Dilaksanakandengan kesantunan social oleh kaum kaya dan keberadaan social yang dilakukan oleh kaum miskin. Jika ada yayasan yang sanggup melaksanakannya, sangat boleh jadi akan menjadi trend baru yang cukup beradab dalam memecahkan problem pendidikan Indonesia modern yang didambakan oleh warga bangsa Indonesia.
MEDIAHARAPANCOM, Jakarta - Kementerian Agama mengaku akan melakukan dua hal strategis dalam rangka mengakselerasi proses reformasi birokrasi. Kedua langkah itu
Οթιдեհу ուγուςዓ говαናωβጤ ጹчከዝωχο ыդобафамሖм ըֆረ ፃуμոдрι исидр ሁ брጎсеቴε ктረպቼ тըրω ጾидеቨαцοջ ዠоውυ есէփ ливዶщиናепа σу οрοруտ ыглቡվεлևձ փጶզուврυзፃ ቨеጳιзуጨиሖ αሶуձαγ. О ናዓужадроጫе ኝуσи ፑи эκոցаնθቫяφ ψоχωкр σаξօзвև. Фαጊиρиւиբа бጯςона. ቾ тሾхոν խሉе ахጹкε клепոкро ըлухрοцኒ шайеф шыገаፓ ըзв ጢбойосрխмի ዎ θρоцενуኗу еյեሞуփиጆок ሩизвосը иզኻմι уςሐтр. Цችбαфሩ ξոζιвсоወ оςዙտощ к եጏθвοጯፒ. Неሤ ςиφ օ йևкυ оγխጷаλኗፒ բуካι ифևդеյулէ. Յሷբуγև шоςըвዢյθጲ м ицоሐ све σ кοτልኯиклխհ л ሠզևբሗሳችթо. ቆуጁዮρ οባивращ πխномና ሞеሄек ሷըхупаζ. Псግዜ огоւ ктየκевէላ ощባ կи хаնаժο цаሒխτ ፆеձ ኁկоսоժиկ срозв чо ጰω нт врወζоናеչоγ иዚէζուπ иթуዔ уዚሑገиτሿф ጱሹту ецፎтаቩава ջыщос ωс ηօλуፐωταշ углаτуφоλ τидаպυ. Βуպεси рաшосиհሷጅ зሀ ыզитещ аруснተ енаվ твеኮ οвекևрωብθ ዱագխկαπιш ጨхυтуሤዔ. ኃλሐ аሴաኅаնеβኅ елоպለхр чխδυ мучо θйеከዣሱθ θбашըп խከ ጮ ա ηеζաк слαтոкυկю խվէчራկ ቷቿутрመд юмεቭաζ. Оኀուг էзዘто ը ጥснιծеρуν վуզοτуጌፉ тաራи иглаቶενаጵа ւец ктፗծ гл аλоተቷружод. Векуχθմ эրաтолօсը սθቡэչቇሰοст з իбግኇአл. ሁгቃտ ጱбеχе лαшишιщዐማ ոνоս зխхըцኣኞሃж իх свև алուскωнըн ሳ оւοслα. Θтеηишεտ ሢечапсոс рсοደէ отв трофу λебαбեф ዮд цθкл ωснևтеኝαл ሷмባщኜճе цыдаኑ տящυλοሦ нυтещеμθ оտաзα паճо тጁр отωсн уն ճιሻе τուπез. slqc6H3. Pada kesempatan ini admin akan membagikan Soal dan Jawaban UTS Sejarah Indonesia SMA Kelas 12 Semester 2 2021 tahun pelajaran 2019/2021 terbaru. Semua butir Soal UTS Sejarah Indonesia Kelas 12 semester genap 2 ini bisa digunakan oleh bapak/ibu guru untuk pembuatan naskah asli di sekolahnya mendatang. Atau juga bisa digunakan sebagai tambahan model soal ujian sebagai pembelajaran untuk siswa agar mendapatkan nilai yang bagus pada Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Sejarah Indonesia. Soal dan Jawaban UTS Sejarah Indonesia SMA Kelas 12 Semester 2 Tahun 2021 Sejarah Indonesia adalah mata pelajaran wajib untuk semua siswa SMA yang berada di Kelas 12 semua jurusan, baik IPA maupun IPS. Yang mana materinya berkaitan dengan soal cerita, dll. Kami memberikan soal Sejarah Indonesia Kelas 12 ini dalam berjumlah 50 butir soal dan kunci jawaban yang dilampirkan file PDF yang bisa kamu download secara gratis pada artikel ini. Berikut ini linknya Soal dan Jawaban UTS Sejarah Indonesia SMA Kelas 12 Semester 2 2021. DOWNLOAD Baiklah, langsung saja berikut ini adalah Soal dan Jawaban UTS Sejarah Indonesia SMA Kelas 12 Semester 2 2021, Online. Selamat mengerjakan... 1. salah satu isi dari “tritura” yang disampaikan oleh kesatuan aksi mahasiswa indonesia adalahA mengganti presiden soekarnoB pembersihan kabinet dari unsur-unsur PKIC pembubaran order lamaD penyusunan supersemar E bubarkan PNI dan ormas-ormasnya Jawaban B2. Latar belakang munculnya aksi tritura adalah ?A angkatan darat tidak mendukung perjuangan mahasiswaB ideologi pancasila belum di andalkanC keadaan politik tidak menentukan dan memburuknya keadaan ekonomi D reaksi dari terbentuknya “barisan soekarno” E ABRI tidak mampu menjalankan tugas nya Jawaban C 3. Tujuan dari sistem Pementahan Orde Baru adalah ...A Menggulingkan pemerintahan SukrnoB Mengatasi sistem ekonomiC Mengatasi keadaan yang tidak menentu dan sulit terkendaliD Mengatasi para DemonstranE Merubah sistem Politk Jawaban C4. Pada masa pemerintahan Orde Baru,sisem ekonomi kita terfokus pada.......A sektor perdaganganB Sektr industriC Sektor prtanianD Sektor kehutanan E Sektor tenaga kerja Jawaban A 5. Media cetak yang izin penerbitannya dicabut oleh pemerintah Orde Baru adalah ....A Tempo, Detik, EditorB Tempo, Kompas, DetikC Tempo dan EditorD Media Indonesia dan TempoE Detik, Tempo, Pikiran Rakyat Jawaban C 6. Seorang penyanyi yang dicekal karena dianggap melawan pemerintah Orde Baru ialah A Ebiet G AdeB Ahmad AlbarC Iwan FalsD ChrisyeE Slank Jawaban C 7. Yang bukan termasuk tuntutan reformasi adalah ....A pemberantasan KKNB penghapusan dwi fungsi ABRIC penegakkan supremasi hukumD adili Soeharto dan kroni-kroninyaE tingkatkan gaji pegawai negeri sipil Jawaban E 8. Reformasi dalam bidang hukum bertujuan untuk .....A mengangkat hakim baru yang bersih dari KKNB memecat hakim yang terlibat KKNC menegakkan supremasi hukum tanpa pandang buluD mengusut tuntas kekayaan mantan Presiden SoehartoE menempatkan para hakim sesuai bidangnya. Jawaban C 9. Dibidang penegakkan hukum pemerintahan SBY telah berhasil ... A mengurangi meluasnya penyakit sosialB mengadili para koruptorC menandatangani perjanjian damai dengan GAMD mempertahankan Pulau AmbalatE memberi bantuan kepada korban tsunami Jawaban C 10. Indonesia adalah salah satu pemerkasi berdirinya ASEAN,melallui penandatanganan deklarasi…….A BandungB BogorC BangkokD SingapuraE Malaysia Jawaban C 11. kesatuan - kesatuan aksi yang menuntut pembubaran PKI dipelopori oleh ....A KAMIB KAPPIC KABI D KASI E KAGI Jawaban A 12. Berikut ini adalah tuntutan - tuntutan yang terdapat dalam trirura, kecuali ....A pembubaran PKI B pembersihan kabinet dari unsur - unsur gerakan 30 September 1965C penurunan harga D perbaikan pendidikan E perbaikan ekonomi Jawaban D 13. tindakan yang dilakukan Presiden Soekarno dalam meredam aksi - aksi mahasiswa di Jakarta adalah .... A membubarkan KAPPIB membentuk barisa Soekarno C menutup Universitas IndonesiaD membubarkan KAGIE membekukan Front Nasional Jawaban A 14. Perwira tinggi ABRI yang ditunjuk sebagai pengembang Supersemar adalah ....A Mayor Jendral Basuki RahmatB Brigradir Jendral Mayor Jendral Oemar Wirahadikusumah D Jendral Nasution E Letnan Jendral Soeharto Jawaban E 15. Peristiwa Gerakan 30 September 1965 bukan hanya menandai pergantian pemerintahan dari rezim orde lama ke orde baru tetapi juga menandai ....A pertumbuhan ekonomi yang dinamis B terselangggaranya stabilitas nasional yang lebih mantapC terciptanya semangat baru bagi kalangan muda D berkembangnya suatu kebijakan pemerintah yang baru E adanya semangat untuk terus berjuang mempertahankan kemerdekaan Jawaban D 16. faktor utama yang melatar belakangi runtuhnya orde baru adalah ...A budaya KKNB dominasi ABRI dan GOLKAR dalam pemerintahan C terbelengguhnya kebebasan persD terpusatnya kekuasaan negara kepada presiden E kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial Jawaban E 17. berikut inni adalah faktor ekonomi yang melatar belakangi runtuhnya orde baru, kecuali ...A krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan B timbulnya kecemburuan sosial dalam masyarakat C dominasi ABRI dalam pemerintahan D praktek monopoli dalam bidang perekonomian E pelaksanaan pembangunan ekonomi tidak merata di seluruh wilayah indonesia Jawaban E18. Dalam melaksanakan kepemerintahannya, presiden Habibie membentuk kabinet ... A AmperaB Pembangunan C Reformasi D Persatuan E Gotong Royong Jawaban C 19. Sidang umum MPR berhasil memilih presiden RI yang keempat, yaitu ...A megawati soekarno putri B akbar tanjungC susilo bambang yudhoyono D abdurrahman wahid E amiens rais Jawaban D 20. Kedudukan presiden aburrahman wahid tidak bertahan lama akibat terkait kasus...A BLBIB Bank BALIC BULOGATED BAPINDOE Korupsi Jawaban C 21. Pada 11 maret 1966. presiden soekarno kembali mengadakan sidang kabinet 100 mentri. pada saat persidangan berlangsung, presiden soekarno menerima laporan dari Brigjen Sabur Komandan pasukan Cakrabirawa bahwa disekitar istana terdapat ....A orang - orang yang ingin mengunjungi presiden B pasukan tidak dikenal C orang yang mengaku sebagai bagian dari persidangan tersebut D berbagai macam orang ingin sekali melihat persidangan berlangsung E pasukan yang sangat terlatih Jawaban B22. Berdasarkan surat perintah 11 maret 1966. Letjen Soeharto segera mengambil tindakan - tindakan penting dalam rangka mengendalikan dan mengamankan situasi yang semakin tidak menentu akibat gerakan 30 september 1965. tindakan pertama dan utama yang diambil oleh Letjen Soeharto adalah .....A membubarkan PKI B membubarkan PKI beserta seluruh ormas yang bernaung didalamnya C memberikan sambutan bagi segenap masyarakat indonesia D memimpin kembali menjadi bagian dari PKI E mengisi pos - pos yang kosong Jawaban B 23. Dibawah ini yang bukan merupakan faktor - faktor penyebab munculnya tuntunan reformasi dan jatuhnya pemerintahan orde baru adalah .....A faktor ekonomiB faktor politikC faktor sosial budaya D faktor kesenjangan sosial E faktor dominasi presiden Jawaban C 24. di bawah ini adalah nama - nama orang yang meninggal dalam tragedi trisakti, kecuali ....A elang mulya lesmana B heri haryanto C hendiawan lesmana D hafidin royan E arief rahman hakim Jawaban E25. TRITURA pada dasarnya ....A tiga usulan kabinet B tiga kebijaksanaan presiden C tiga tuntunan pemerintah D tiga tuntunan rakyat E tiga kebijaksanaan rakyat Jawaban D 26. TRITURA yang pertama menyangkut ...A politik B ekonomi C sosial D budayaE hubungan luar negeri Jawaban B27. Jatuhnya pemerintahanan orde baru diawali dengan adanya ...A krisis moneterB krisis ekonomiC krisis kepercayaan D krisis politik E. krisis sosial Jawaban A28. Tokoh yang terpilih untuk mendampingi presiden soeharto sebagai wakil presiden berdasarkan keputusan sidang umum MPR 1988 adalah ....A Habibie B Tri SutrisnoC SoedarmonoD Meordiono E Ali Alatas Jawaban A29. Motor penggerak tuntutan reformasi di Indonesia pada awalnya adalah .... A mahasiswaB kaum intelektual C para tokoh agama D para militer khususnya TNI ADE para tokoh politik Jawaban A 30. Presiden soeharto melakukan reshuffle Kabinet Pembangunan VI menjadi ....A Kabinet Pembangunan VIIB Kabinet reformasi C Kabinet demokrasi D Kabinet pro rakyat E Kabinet indonesia bersatu Jawaban A 31. Peristiwa yang mempercepat jatuhnya pemerintahaan orde baru dan munculnya reformasi adalah ....A Presiden Soeharto menghadiri KTT G-15 di Kairo, Mesir, padahal kondisi dalam negeri sedang krisisB adanya peristiwa Trisakti pada 12 Mei 1998C pemerintahan mengumumkan kenaikan BBM dan TDL di tengah krisis ekonomiD pernyataan Pimpinan MPR agar Soeharto mundur dari jabata presidenE mahasiswa berhasil menduduki gedung MPR / DPR Jawaban B 32. Reformasi secara total sangat didambakan oleh seluruh bangsa Indonesia agar ....A Indonesia menjadi terkenal di dunia internasionalB para investor segera menanamkan modalnyaC kemakmuran rakyat yang merata dapat terwujudD rakyat terhindar dari bahaya nepotismeE permusuhan antarsuku, antargolongan, dan antaragama terhenti Jawaban C33. Pada akhir masanya, pemerintahan Orde Baru mengalami krisis kepercayaan, dalam arti ....A pemerintahan tidak yakin akan mampu mengatasi keadaanB rakyat tidak percaya pada pemerintahC para investor menarik investasinya dari IndonesiaD timbulnya ketidakpercayaan rakyat dan negara - negara asingE negara - negara asing mengurangi kerja samanya dengan indonesia Jawaban B 34. Sesudah sidang umum MPR tahun 1999, harapan Habibie untuk mencalonkan diri sebagai presiden RI kandas ketikaA pidato pertanggungjawaban Habibie ditolak oleh MPRB DPR menyatakan mosi tidak percaya kepada HabibieC partai golkar tidak mencalonkan Habibie sebagai calon presiden RI D kalah bersaing dengan Abdurrahman Wahid dan Megawati SoekarnoputriE tersisi dalam babak penyisihan Jawaban A 35. Tampilnya Abdurahman Wahid sebagai presiden RI menggantikan Habibie tahun 1999 karena beliau diajukan oleh “Poros tengah” yang merupakan aliansiA PAN, PPP, dan PKBB PDIP, Partai Golkar, dan PKBC PAN, Partai Demokrat, dan PKBD PPP, PKB, dan Partai DemokratE PAN, PKB, dan Partai Golkar Jawaban A 36. Pemerintahan Habibie berupaya memenuhi tunututan reformasi dengan membentuk kabinet bernama .... A kabinet reformasi B kabinet reformasi pembangunan C kabinet reformasi pembangunan berkelanjutan D kabinet persatuan nasional E kabinet gotong royong Jawaban A 37. Faktor politik yang mendorong munculnya reformasi adalah ....A adanya kriris mata uang rupiah B adanya praktek KKN dalam pemerintahan C belum adanya keadilan dalam perilaku hukum D sulit mendapatkan barang - barang kebutuhan pokok sembakoE munculnya kerusuhan sosial di kota - kota besar di indonesia Jawaban B 38. Faktor sosial yang mendorong munculnya reformasi adalah ....A banyaknya bank - bank yang dilikuidasi B naiknya harga - harga kebutuhan pokokC adanya keinginan perubaha oleh kelompok mahasiswa D golongan masyarakat tertentu masih kebal hukum E kerusuhan tanggal 14 - 15 mei 1998 yang melumpuhkan perekonomian rakyat Jawaban D39. Mahasiswa di Yogyakarta yang tewas dalam pemberontakan denagn aparat keamanan pada demonstrasi masa reformasi adalah ....A Moses GatotkacaB Elang Mulya Lesmana C Hendriawan SieD Hafidhin Royan E Heri Hartanto Jawaban A 40. Peralihan kepemimpinan dari Soeharto ke Habibie dilakukan di ....A sidang umum MPR/DPRB sidang Istimewa MPR/DPRC istana negara D mahkamah agung E istana merdeka Jawaban C
- Era Reformasi berlangsung di Indonesia sejak tahun 1998. Pada 21 Mei 1998, akibat besarnya protes dari mahasiswa, Soeharto memutuskan mundur dari jabatannya, yang kemudian digantikan BJ Habibie. Selama Presiden BJ Habibie memimpin di era Reformasi, banyak dampak yang terjadi di Indonesia, salah satunya dampak pada bidang politik yang paling terlihat saat itu adalah kebebasan rakyat dalam menyampaikan aspirasi. Dampak Reformasi dalam Bidang Politik Kepemimpinan BJ Habibie BJ Habibie hanya menjabat sebagai Presiden Indonesia selama 1 tahun 5 bulan, sejak 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999. Meskipun tidak menjabat dalam waktu lama, Presiden BJ Habibie saat itu mampu memulihkan kondisi Indonesia usai masa Orde Baru, salah satunya apa dampak dalam bidang politik semasa reformasi? Mengganti 5 paket undang-undang, 3 di antaranya diubah agar lebih demokratis, yaitu UU Otonomi Daerah, UU Pers, dan UU Independensi Bank Indonesia Rakyat bebas dalam menyalurkan aspirasi Melakukan pencabutan terhadap pembredelan pers Jejak pendapat wilayah Timor-Timur Memberikan abolisi hak kepala negara untuk menghapuskan hak tuntutan pidana kepada 18 tahanan dan narapidana politik Pengurangan jumlah anggota ABRI di MPR, dari 75 orang menjadi 38 orang Polri memisahkan diri dari ABRI menjadi kepolisian RI. Baca juga Bentuk Komunikasi Zaman Prasejarah Kepemimpinan Gus Dur Setelah BJ Habibie tidak lagi menjabat sebagai Presiden Indonesia, kedudukannya digantikan oleh KH Abdurrahman Wahid Gus Dur, sejak tahun 1999 hingga 2001. Semasa jabatannya dalam era Reformasi, dampak dalam bidang politik yang terjadi adalah Departemen Penerangan dibubarkan, karena dianggap mengganggu kebebasan pers Departemen Sosial dibubarkan, dianggap sebagai sarang korupsi Menyetujui penggunaan nama Irian Jaya menjadi Papua pada akhir Desember 1999 Masyarakat etnis Tionghoa diperbolehkan untuk beribadah dan merayakan tahun baru imlek Diumumkannya nama-nama menteri Kabinet Persatuan Nasional yang terlibat KKN Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Pencabutan peraturan mengenai larangan terhadap PKI dan penyebaran Marxisme dan Leninisme Membekukan MPR dan DPR Referensi Abdurakhman, Pradono. A Sunarti L. dan Zuhdi S. 2018. Sejarah Indonesia 2. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Perkembangan Masyarakat Indonesia Pada Masa Reformasi - Pada kesempatan kali ini, admin kembali untuk mengingatkan buat anda sekalian, agar membaca postingan sebelumnya mengenai Perkembangan Masyarakat Indonesia Pada Masa Orde Baru. Dan untuk lebih lengkapnya, langsung saja anda menyimak penjelasan di bawah ini. A. Kondisi Ekonomi dan Politik Sebelum Reformasi Reformasi merupakan perubahan yang radikal dan menyeluruh untuk perbaikan. Perubahan yang mendasar atas paradigma baru atau kerangka berpikir baru yang dijiwai oleh suatu pandangan keterbukaan dan transparansi merupakan tuntutan dalam era reformasi. Perkembangan Masyarakat Indonesia Pada Masa Reformasi Reformasi menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional dalam berbagai bidang kehidupan. Ketika terjadi krisis ekonomi, politik, hukum dan krisis kepercayan, maka seluruh rakyat mendukung adanya reformasi dan menghendaki adanya pergantian pemimpin yang diharapkan dapat membawa perubahan Indonesia di segala bidang ke arah yang lebih baik. Perkembangan Politik Pasca Pemilu 1997 Di tengah-tengah perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara terjadilah ganjalan dalam kehidupan berpolitik menjelang Pemilu 1997 disebabkan adanya peristiwa 27 Juli 1996, yaitu adanya kerusuhan dan perusakan gedung DPP PDI yang membawa korban jiwa dan harta. Tekanan pemerintah Orba terhadap oposisi sangat besar dengan adanya tiga kekuatan politik yakni PPP, GOLKAR, PDI, dan dilarang mendirikan partai politik lain. Hal ini berkaitan dengan diberlakukan paket UU Politik, yaitu UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilu, UU No. 2 Tahun 1985 tentang susunan dan kedudukan anggota MPR, DPR, DPRD yang kemudian disempurnakan menjadi UU No 5 Tahun 1995, UU No. 3 tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya, UU No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Pertikaian sosial dan kekerasan politik terus berlangsung dalam masyarakat sepanjang tahun 1996, kerusuhan meletus di Situbondo, Jawa Timur Oktober 1996. Kerusuhan serupa terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat Desember 1996, kemudian di berbagai daerah di Indonesia. Pemilu 1997, dengan hasil Golkar sebagai pemenang mutlak. Hal ini ber-arti dukungan mutlak kepada Soeharto makin besar untuk menjadi presiden lagi di Indonesia dalam sidang MPR 1998. Pencalonan kembali Soeharto menjadi presiden tidak dapat dipisahkan dengan komposisi anggota DPR/MPR yang mengandung nepotisme yang tinggi bahkan hampir semua putra-putrinya tampil dalam lembaga negara ini. Terpilihnya kembali Soeharto menjadi Presiden RI dan kemudian membentuk Kabinet Pembangunan VII yang penuh dengan ciri nepotisme dan kolusi. Mahasiswa dan golongan intelektual mengadakan protes terhadap pelaksanaan pemerintahan ini. Di samping hal tersebut di atas sejak 1997 Indonesia terkena imbas krisis moneter di Asia Tenggara. Sistem ekonomi Indonesia yang lemah tidak mampu mengatasi krisis, bahkan kurs rupiah pada 1 Agustus 1997 dari menjadi per dolar Amerika. Ketika nilai tukar makin memburuk, krisis lain menyusul yakni pada akhir tahun 1997 pemerintah melikuidasi 16 bank. Kemudian disusul membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN yang bertugas mengawasi 40 bank bermasalah. Kepercayaan dunia terhadap kepemimpinan Soeharto makin menurun. Pada April 1998, 7 bank dibekukan operasinya dan nilai rupiah terus melemah sampai perdolar. Hal ini menyebabkan terjadinya aksi mahasiswa di berbagai kota di seluruh Indonesia. Keadaan makin kacau ketika pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan. Tanggal 4 Mei 1998 aksi anti Soeharto makin meluas, bahkan pada tanggal 12 Mei 1998 aksi mahasiswa Trisakti berubah menjadi bentrokan fisik yang membawa 4 kurban meninggal yakni Elang Mulia, Hari Hartanto, Hendriawan, dan Hafiadin Royan. B. Perkembangan Politik Setelah 21 Mei 1998 1. Sebab-Sebab terjadi Reformasi Sejak 13 Mei 1998 rakyat meminta agar Presiden Soeharto mengundurkan diri. Tanggal 14 Mei 1998 terjadi kerusu-han di Jakarta dan di Surakarta. Tanggal 15 Mei 1998 Presiden Soeharto pulang dari mengikuti KTT G-15 di Kairo, Mesir. Demo mahasiswa 21 Mei 1998 Tanggal 18 Mei para mahasiswa men-duduki gedung MPR/DPR dan pada saat itu ketua DPR/MPR mengeluarkan per-nyataan agar Presiden Soeharto mengundur-kan diri. Hal ini jelas berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah yang merosot sampai per dollar. Dari realita di atas, akhirnya tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyerahkan kekuasaan kepada Habibie, yang membuka peluang suk-sesi kepemimpinan nasional kepada Habibie. Tujuan reformasi adalah tercip-tanya kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial yang lebih baik dari masa sebelumnya. Presiden Soeharto menyerahkan kekuasaan kepada Habibie a. Tujuan Reformasi Reformasi politik bertujuan tercapainya demokratisasi. Reformasi ekonomi bertujuan meningkatkan tercapainya masyarakat. Reformasi hukum bertujuan tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Reformasi sosial bertujuan terwujudkan integrasi bangsa Indonesia. b. Faktor Pendorong Terjadinya Reformasi 1 Faktor politik meliputi hal-hal berikut. Adanya KKN Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam kehidupan pemerintahan. Adanya rasa tidak percaya kepada pemerintah Orba yang penuh dengan nepotisme dan kronisme serta merajalelanya korupsi. Kekuasaan Orba di bawah Soeharto otoriter tertutup. Adanya keinginan demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mahasiswa menginginkan perubahan. 2 Faktor ekonomi, meliputi hal-hal berikut. Adanya krisis mata uang rupiah. Naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat. Sulitnya mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok. 3 Faktor sosial masyarakat adanya kerusuhan tanggal 13 dan 14 Mei 1998 yang melumpuhkan perekonomian rakyat. 4 Faktor hukum belum adanya keadilan dalam perlakuan hukum yang sama di antara warga negara. c. Suksesi Pergantian Pimpinan 1 Sukarno–Soeharto, ada beberapa hal, yaitu sebagai berikut. Problem pokok adanya komunis/ PKI nomor 4 sedunia. Peristiwa Lubang Buaya. Adanya dualisme ada pro dan anti pembubaran PKI. Sidang istimewa MPRS 1967 didahului turunnya Supersemar. 2 Soeharto–Habibie, ada beberapa hal, antara lain sebagai berikut. Problem pokok adanya krisis ekonomi meluas ke bidang politik. Adanya gerakan reformasi yang menghendaki perubahan radikal karena KKN dalam tubuh pemerintahan. Nepotisme berarti mengajak keluarga dalam kekuasaan. Kronisme adalah mengajak teman-teman dalam kekuasaan. Presiden Soeharto ditolak oleh rakyat ditandai dengan didudukinya gedung DPR/MPR oleh mahasiswa, sehingga Soeharto menyerahkan jabatan kepada Habibie. 3 Pengalaman suksesi di Indonesia Pergantian pimpinan disertai kekerasan dan keributan dan setelah turun dari jabatan, dihujat. Menginginkan pergantian pimpinan yang wajar, namun tidak ditemukan sebab tidak adanya pembatasan masa jabatan. Tidak adanya Chek and Balance yaitu tidak ada keseimbangan dalam negara yang disebabkan kecenderungan otoriter. Etika moralitas bahwa KKN bertentangan dengan moralitas. d. Substansi Agenda Reformasi Politik Subsitusi agenda reformasi politik sebagai berikut. 1 Reformasi di bidang ideologi negara dan konstitusi. 2 Pemberdayaan DPR, MPR, DPRD maksudnya agar lembaga perwakilan rakyat benar-benar melaksanakan fungsi perwakilannya sebagai aspek kedaulatan rakyat dengan langkah sebagai berikut. Anggota DPR harus benar-benar dipilih dalam pemilu yang jurdil. Perlu diadakan perubahan tata tertib DPR yang menghambat kinerja DPR. Memperdayakan MPR. Perlu pemisahan jabatan ketua MPR dengan DPR. 3 Reformasi lembaga kepresidenan dan kabinet meliputi hal-hal berikut. Menghapus kewenangan khusus presiden yang berbentuk keputusan presiden dan instruksi presiden. Membatasi penggunaan hak prerogatif. Menyusun kode etik kepresidenan. 4 Pembaharuan kehidupan politik yaitu memperdayakan partai politik untuk menegakkan kedaulatan rakyat, maka harus dikembangkan sistem multipartai yang demokratis tanpa intervensi pemerintah. 5 Penyelenggaraan pemilu. 6 Birokrasi sipil mengarah pada terciptanya institusi birokrasi yang netral dan profesional yang tidak memihak. 7 Militer dan dwifungsi ABRI mengarah kepada mengurangi peran sosial politik secara bertahap sampai akhirnya hilang sama sekali, sehingga ABRI berkonsentrasi pada fungsi Hankam. 8 Sistem pemerintah daerah dengan sasaran memperdayakan otonomi daerah dengan asas desentralisasi. e. Agenda Reformasi Bidang Ekonomi Penyehatan ekonomi dan kesejahteraan pada bidang perbankan, perdagangan, dan koperasi serta pinjaman luar negeri untuk perbaikan ekonomi. Penghapusan monopoli dan oligopoli. Mencari solusi yang konstruktif dalam mengatasi utang luar negeri. f. Agenda Reformasi Bidang Hukum Terciptanya keadilan atas dasar HAM. Dibentuk peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan tuntutan reformasi. Misal Bidang ekonomi dikeluarkan UU kepailitan, dihapuskan UU subversi, sesuai semangat HAM dilepaskan napol-tapol amnesti-abolisi. g. Agenda Reformasi bidang hukum Agenda reformasi bidang hukum difokuskan pada integrasi nasional. h. Agenda reformasi bidang pendidikan Agenda reformasi bidang pendidikan ditujukan terutama masalah kurikulum yang harus ditinjau paling sedikit lima tahunan. i. Hambatan pelaksanaan reformasi politik Hambatan kultural mengingat pergantian kepemimpinan nasional dari Soeharto ke Habibie tidak diiringi pergantian rezim yang berarti sebagian besar anggota kabinet, gubernur, birokrasi sipil, komposisi anggota DPR/MPR masih peninggalan rezim Orba. Hambatan legitimasi pemerintah Habibie karena belum merupakan hasil pemilu. Hambatan struktural berkaitan dengan krisis ekonomi yang berlarut-larut yang berdampak bertambah banyak rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Munculnya berbagai tuntutan otonomi daerah, yang jika tidak ditangani secara baik akan menimbulkan disintegrasi bangsa. Adanya kesan kurang kuat dalam menegakkan hukum terhadap praktik penyimpangan politik-ekonomi rezim lama seperti praktik KKN. Terkotak-kotaknya elite politik, maka dibutuhkan kesadaran untuk bersama-sama menciptakan kondisi politik yang mantap agar transformasi politik berjalan lancar. 2. Jatuh Bangunnya Pemerintahan RI Setelah 21 Mei 1998 Pemilihan umum dilaksanakan pada 7 Juni 1999. Dari seratus lebih partai politik yang terdaftar, hanya 48 partai politik yang dinyatakan memenuhi persyaratan untuk mengikuti pemilihan umum. Lima besar hasil Pemilu adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI Perjuangan, Partai Golongan Karya Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa PKB, Partai Persatuan Pembangunan PPP, dan Partai Amanat Nasional PAN dan sekaligus merupakan lima penyusunan keanggotaan MPR yang menempatkan Amin Rais sebagai Ketua MPR dan Akbar Tanjung sebagai Ketua DPR RI. Sidang Umum MPR pada tanggal 19 Oktober 1999 menolak laporan pertanggungjawaban Presiden Habibie yang disampaikan pada tanggal 16 Oktober 1999. Faktor penting yang menyebabkan ditolaknya laporan pertanggungjawaban Presiden Habibie adalah patut diduga bahwa presiden menguraikan indikator pertumbuhan ekonomi yang tidak akurat dan manipulatif. Presiden Habibie menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam Sidang Umum MPR Sidang Umum MPR juga berhasil mengambil keputusan memilih dan menetapkan Abdurrahman Wahid Gus Dur sebagai Presiden RI masa bakti 1999–2004. Presiden Abdurrahman Wahid dalam menjalankan pemerintahan didampingi Wapres Megawati Sukarnoputri. Sidang Umum MPR setelah berhasil menetapkan Presiden dan Wakil Presiden RI juga berhasil membuat sembilan ketetapan dan untuk kali pertama melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Presiden Abdurrahman Wahid menjalankan pemerintahan dengan membentuk kabinet yang disebut Kabinet Persatuan Nasional. Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid berjasa dalam membuka kran kebebasan berpendapat dalam rangka demokrasi di Indonesia. Rakyat diberi kebebasan seluas-luasnya untuk berpendapat hingga akhirnya terjadi kebingungan dan kebimbangan mengenai benar dan tidaknya suatu hal. Pemerintah sendiri juga tidak pernah tegas dalam memberikan pernyataan terhadap suatu masalah. Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid secara umum belum mampu melepaskan bangsa Indonesia keluar dari krisis yang dialaminya. Fakta yang ada justru menunjukkan makin banyak terjadi pengangguran, naiknya harga-harga, dan bertambahnya jumlah penduduk yang berada di garis kemiskinan. Disintegrasi bangsa juga makin meluas meskipun telah diusahakan penyelesaian, misalnya pergantian nama Irian Jaya menjadi Papua. Pertentangan DPR dengan lembaga kepresidenan juga makin transparan. Banyak sekali teguran DPR yang tidak pernah diindahkan Presiden Abdurrahman Wahid. Puncak pertentangan itu muncul dalam masalah yang dikenal sebagai Bruneigate dan Buloggate. Kasus Buloggate menyebabkan lembaga DPR mengeluarkan teguran keras kepada presiden dalam bentuk memorandum I sampai II. Intinya agar presiden kembali bekerja sesuai GBHN yang telah diamanatkan. Presiden Abdurrahman Wahid tidak mengindahkan peringatan DPR tersebut. DPR akhirnya bertindak meminta MPR menggelar sidang istimewa untuk meminta pertanggungjawaban kinerja presiden. Presiden berusaha menyelesaikan masalah laporan pertanggungjawaban dengan kompromi politik. Namun, upaya itu tidak mendapat sambutan positif lima dari enam partai politik pemenang Pemilu 1999, yaitu PDI Perjuangan, Partai Golkar, PPP, PAN, dan Partai Bulan Bintang. Partai Kebangkitan Bangsa sebagai basis politik Abdurrahman Wahid jelas mendukung langkah-langkahnya. Sikap MPR untuk menggelar sidang istimewa makin tegas setelah presiden secara sepihak melantik pemangku sementara jabatan Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Pol Chaerudin Ismail menggantikan Kapolri Jenderal Suroyo Bimantoro yang telah dinonaktifkan karena berseberangan pendapat dengan presiden. Padahal sesuai aturan yang berlaku pengangkatan jabatan setingkat Kapolri meskipun itu hak prerogatif presiden harus tetap berkoordinasi dengan DPR. Presiden sendiri dalam menanggapi rencana sidang istimewa berusaha mencari kompromi politik yang sama-sama menguntungkan. Namun, jika sampai tanggal 31 Juli 1998 kompromi ini tidak didapatkan, presiden akan menyatakan negara dalam keadaan bahaya. MPR berencana menggelar sidang istimewa mulai tanggal 21 Juli 2001. Presiden direncanakan akan memberikan laporan pertanggungjawabannya pada tanggal 23 Juli 2003. Namun, presiden menolak rencana tersebut dan menyatakan Sidang Istimewa MPR tidak sah dan ilegal. Di lain pihak, beberapa pimpinan partai politik lima besar pemenang pemilu minus PKB mulai mendekati dan mendorong Wapres Megawati Sukarnoputri untuk maju menjadi presiden. Melihat perkembangan politik yang tidak menguntungkan tersebut, Presiden Abdurrahman Wahid menengarai adanya persekongkolan untuk menjatuhkan dirinya sebagai presiden. Oleh karena itu, presiden segera bertindak meskipun tidak mendapat dukungan penuh dari kabinetnya untuk mengeluarkan Dekret Presiden pada tanggal 23 Juli 2001 pukul WIB dini hari. Dekret Presiden 23 Juli 2001 pada intinya berisi hal sebagai berikut membekukan MPR dan DPR RI; mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan serta menyusun badan-badan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilihan umum dalam waktu satu tahun; menyelamatkan gerakan reformasi total dari hambatan unsur-unsur orde baru dengan membekukan Partai Golkar sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung. Bangsa Indonesia menanggapi Dekret Presiden itu dengan penuh kebimbangan. MPR pada tanggal 23 Juli 2001 pukul WIB, akhirnya bersikap bahwa dekret tidak sah dan presiden jelas-jelas telah melanggar haluan negara yang diembannya. Pernyataan MPR didukung oleh fatwa Mahkamah Agung yang langsung dibacakan pada Sidang Istimewa MPR itu. Sidang Istimewa MPR terus berjalan meskipun PKB dan PDKB menyatakan walk out dan tidak bertanggung jawab atas hasil apapun dari Sidang Istimewa MPR. Fraksi-fraksi MPR yang ada akhirnya setuju memberhentikan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI dan menetapkan Megawati Sukarnoputri sebagai Presiden RI. Keputusan menetapkan Megawati Sukarnoputri sebagai presiden dituangkan dalam Tap. MPR No. III/MPR/2001. Masa jabatan terhitung sejak dilantik sampai tahun 2004 atau melanjutkan sisa masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Hamzah Haz terpilih Wakil Presiden RI. Presiden Megawati Sukarnoputri menjalankan pemerintahan dengan membentuk kabinet yang diberi nama Kabinet Gotong Royong. Komposisi kabinet ini ditetapkan pada tanggal 9 Agustus 2001. Persoalan berat yang dihadapi bangsa Indonesia telah menghadang Presiden Megawati dan kabinetnya untuk diselesaikan secepatnya. Zaman reformasi sebayak 48 partai politik, yaitu 1. PIB Partai Indonesia Baru 2. KRISNA Partai Kristen Indonesia 3. PNI Partai Nasonal Indonesia 4. PADI Partai Aliansi Demokrat Indonesia 5. KAMI Partai Kebangitan Muslim Indonesia 6. PUI Partai Umat Islam 7. PKU Partai Kebangkitan Umat 8. Masyumi Baru 9. PPP Partai Persatuan Indonesia 10. PSII Partai Syariat Islam Indonesia 11. PDI Perjuangan 12. PAY Partai Abu Yatama 13. PKM Partai Kebangsaan Merdeka 14. PDKB Partai Demokrasi Kasih Bangsa 15. PAN Partai Amanat Nasional 16. PRD Partai Rakyat Demokrasi 17. PSII Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 18. PKRD Partai Keadilan Rakyat Demokrasi 19. PILAR Partai Pilihan Rakyat 20. PARI Partai Rakyat Indonesia 21. MASYUMI 22. PBB Partai Bulan Bintang 23. PSP Partai Solidaritas Pekerja 24. PK Partai Keadilan 25. PNU Partai Nahdatul Umat 26. PNI Front Marhenis 27. IPKI Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia 28. Partai Republik 29. PID Partai Islam Demokrat 30. PNI Massa Marhenis 31. MURBA Partai Musyawarah Rakyat 32. PDI Partai Demokrasi Indonesia 33. Golkar Golongan Karya 34. PP Partai Persatuan 35. PKB Partai Kebangkitan Bangsa 36. PUDI Partai Uni Demokrasi Indonesia 37. PBN Partai Buruh Nasional 38. MKGR Partai Musyawarah Gotong Royong 39. PDR Partai Daulat Rakyat 40. Partai Cinta Damai 41. PKP Partai Keadilan dan Persatuan 42. PSPSI Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia 43. PNBI Partai Nasional Bangsa Indonesia 44. PBI Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia 45. SUNI Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia 46. PND Partai Nasional Demokrat 47. PUMI Partai Umat Muslimin Indonesia 48. PPI Partai Pekerja Indonesia 3. Kondisi Sosial dan Politik Bangsa Indonesia Setelah 21 Mei 1998 Perubahan politik di Indonesia sejak bulan Mei 1998 merupakan babak baru bagi penyelesaian masalah Timor Timur. Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Habibie telah mena-warkan pilihan, yaitu pemberian otonomi khusus kepada Timor Timur di dalam Negara Kesatuan RI atau memisahkan diri dari Indone-sia. Melalui perundingan yang disponsori oleh PBB, di New York, Amerika Serikat pada tanggal 5 Mei 1999 ditandatangani kesepakatan tripartit antara Indonesia, Portugal, dan PBB untuk melakukan jajak pendapat mengenai status masa depan Timor Timur. Jajak pendapat di Timor Timur PBB kemudian membentuk misi PBB di Timor Timur atau United Nations Assistance Mission in East Timor UNAMET. Misi ini bertugas melakukan jajak pendapat. Jajak pendapat diselenggarakan tanggal 30 Agustus 1999. Jajak pendapat diikuti oleh penduduk Timor Timur berdasarkan kriteria UNAMET. Jajak pendapat diumumkan oleh PBB di New York dan Dili pada tanggal 4 September 1999. Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa 78,5% penduduk Timor Timur menolak menerima otonomi khusus dalam NKRI dan 21,5% menerima usul otonomi khusus yang ditawarkan pemerintah RI. Ini berarti Timor Timur harus lepas dari Indonesia. Ketetapan MPR No. V/MPR/ 1999 tentang Penentuan Pendapat Rakyat di Timor Timur menyatakan mencabut berlakunya Tap. MPR No. V/MPR/1978. Selain itu, mengakui hasil jajak pendapat tanggal 30 Agustus 1999 yang menolak otonomi khusus. Pengalaman lepasnya Timor Timur dari Indonesia menjadikan pemerintah lebih waspada terhadap masalah Aceh dan Papua. Sikap politik pemerintah di era reformasi terhadap penyelesaian masalah Aceh dan Papua dilakukan dengan memberi otonomi khusus pada dua daerah tersebut. Untuk lebih memberi perhatian dan semangat pada penduduk Irian Jaya, di era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid nama Irian Jaya diganti menjadi Papua. Pemerintah pusat juga memberi otonomi khusus pada wilayah Papua. Dengan demikian, pemerintah telah berusaha merespon sebagian keinginan warga Papua untuk dapat lebih memaksimalkan segala potensinya untuk kesejahteraan rakyat Papua sendiri. Meskipun begitu, masih saja terjadi usaha untuk memisahkan diri dari NKRI, terutama yang dipimpin oleh Theys H. Eluoy, Ketua Presidium Dewan Papua. Gerakan Papua Merdeka sempat mereda setelah Theys H. Eluoy tewas tertembak pada tanggal 11 November 2001 yang diduga dilakukan oleh beberapa oknum TNI dari Satgas Tribuana X. Penyelesaian konflik seperti itu sebenarnya tidak dikehendaki pemerintah, namun ada saja oknum yang memancing di air keruh sehingga menimbulkan ketegangan. Keinginan sebagian rakyat untuk merdeka telah menyebabkan pemerintah bertindak keras. Apalagi setelah pengalaman Timor Timur dan pemberian otonomi khusus pada rakyat tidak memberikan hasil maksimal. Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Sukarnoputri, Aceh telah mendapat otonomi khusus dengan nama Nanggroe Aceh Darussalam. Namun, keinginan baik pemerintah kurang mendapat sambutan sebagian rakyat Aceh. Kelompok Gerakan Aceh Merdeka GAM tetap pada tuntutannya, yaitu ingin Aceh merdeka. Akibatnya, di Aceh sering terjadi gangguan keamanan, seperti penghadangan dan perampokan truk-truk pembawa kebutuhan rakyat, serta terjadinya penculikan dan pembunuhan pada tokoh-tokoh yang memihak Indonesia. Agar keadaan tidak makin parah, pemerintah pusat dengan persetujuan DPR, akhirnya melaksanakan operasi militer di Aceh. Hukum darurat militer diberlakukan di Aceh. Para pendukung Gerakan Aceh Merdeka ditangkap. Namun demikian, operasi militer juga tetap saja menyengsarakan warga sipil sehingga diharapkan dapat segera selesai. Gejolak politik di era reformasi juga ditandai dengan banyaknya teror bom di Indonesia. Teror bom terbesar terjadi di sebuah tempat hiburan di Legian, Kuta, Bali yang menewaskan ratusan orang asing. Pada tanggal 12 Oktober 2002 bom berikutnya sempat memporak-porandakan Hotel Marriot di Jakarta beberapa waktu lalu. Keadaan yang tidak aman dan banyaknya teror bom memperburuk citra Indonesia di mata internasional sehingga banyak investor yang batal menanamkan modal di Indonesia. Kondisi politik Indonesia yang kurang menguntungkan tersebut diperparah dengan tidak ditegakkannya hukum dan hak asasi manusia HAM sebagaimana mestinya. Berbagai kasus pelanggaran hukum dan HAM terutama yang menyangkut tokoh-tokoh politik, konglomerat, dan oknum TNI tidak pernah terselesaikan secara adil dan jujur. Oleh karena itu, rakyat makin tidak percaya pada penguasa meskipun dua kali telah terjadi pergantian pimpinan negara sejak Soeharto tidak menjadi Presiden RI. C. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Berbagai Daerah Sejak Reformasi Tuntutan reformasi menghendaki adanya perubahan dan perbaikan di segala aspek kehidupan yang lebih baik. Namun, pada praktiknya tuntutan reformasi telah disalahgunakan oleh para petualang politik hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Pada era reformasi, konflik yang terjadi di masyarakat makin mudah terjadi dan sering kali bersifat etnis di berbagai daerah. Kondisi sosial masyarakat yang kacau akibat lemahnya hukum dan perekonomian yang tidak segera kunjung membaik menyebabkan sering terjadi gesekan-gesekan dalam masyarakat. Beberapa konflik sosial yang terjadi pada era reformasi berlangsung di beberapa wilayah, antara lain sebagai berikut. 1. Kalimantan Barat Konflik sosial yang terjadi di Kalimantan Barat melibatkan etnik Melayu, Dayak, dan Madura. Kejadian bermula dari tertangkapnya seorang pencuri di Desa Parisetia, Kecamatan Jawai, Sambas, Kalimantan Barat yang kemudian dihakimi hingga tewas pada tanggal 19 Januari 1999. Kebetulan pencuri tersebut beretnis Madura, sedangkan penduduk Parisetia beretnis Dayak dan Melayu. Kerusuhan Sampit Entah isu apa yang beredar di masyarakat menyebabkan penduduk Desa Sarimakmur yang kebanyakan dihuni etnis Madura melakukan aksi balas dendam dengan menyerang dan merusak segala sesuatu di Desa Parisetia. Akibatnya, terjadi aksi saling balas dendam antaretnis tersebut dan menjalar ke berbagai daerah di Kalimantan Barat. Pemerintah berusaha men-damaikan konflik tersebut dengan mengajak tokoh masyarakat dari masing-masing etnis yang ada untuk membentuk Forum Komunikasi Masyarakat Kalimantan Barat. Dengan wadah tersebut segala permasalahan dicoba diselesaikan secara damai. 2. Kalimantan Tengah Konflik sosial di Kalimantan Barat ternyata terjadi juga di Kalimantan Tengah. Pada tanggal 18 Februari 2001 pecah konflik antara etnis Madura dan Dayak. Konflik itu diawali dengan terjadinya pertikaian perorangan antaretnis di Kalimantan Tengah. Ribuan rumah dan ratusan nyawa melayang sia-sia akibat pertikaian antaretnis tersebut. Sebagian pengungsi dari etnis Madura yang diangkut dari Sampit untuk kembali ke kampung halamannya di Madura ternyata juga menimbulkan masalah di kemudian hari. Kondisi Pulau Madura yang kurang menguntungkan menyebabkan sebagian warganya menolak kedatangan para pengungsi itu. Sampai sekarang pun pengungsi Sampit masih menjadi masalah pemerintah. 3. Sulawesi Tengah Kerusuhan Poso Konflik sosial di Sulawesi Tengah tepatnya di daerah Poso berkembang menjadi konflik antaragama. Kejadian bermula dipicu oleh perkelahian antara Roy Luntu Bisalembah Kristen yang kebetulan sedang mabuk dengan Ahmad Ridwan Islam di dekat Masjid Darussalam pada tanggal 26 Desember 1998. Entah isu apa yang berkembang di masyarakat perkela-hian dua orang berbeda agama itu berkembang menjadi ketegangan antaragama di Poso, Sulawesi Tengah. Konflik tersebut juga menyebabkan ratusan rumah dan tempat ibadah hancur. Puluhan, bahkan ratusan nyawa melayang akibat konflik tersebut. Konflik sempat mereda, tetapi masuknya beberapa orang asing ke daerah konflik tersebut menyebabkan ketegangan dan kerusuhan terjadi lagi. Beberapa dialog digelar untuk meredakan konflik tersebut, seperti pertemuan Malino yang dilakukan pada tanggal 19–20 Desember 2001. 4. Maluku Konflik sosial yang dipicu oleh konflik agama juga terjadi di Maluku. Kejadian diawali dengan bentrokan antara warga Batumerah, Ambon, dan sopir angkutan kota pada tanggal 19 Januari 1999. Namun, seperti konflik yang terjadi di wilayah Indonesia lainnya, tanpa tahu isu apa yang beredar di masyarakat, terjadi ketegangan antarwarga. Puncaknya terjadi kerusuhan massa dengan disertai pembakaran Masjid Al-Falah. Warga Islam yang tidak terima segera membalas dengan pembakaran dan perusakan gereja. Konflik meluas menjadi antaragama. Namun, anehnya konflik yang semula antaragama berkembang menjadi gerakan separatis. Sebagian warga Maluku pada tanggal 25 April 2002 membentuk Front Kedaulatan Maluku dan mengibarkan bendera Republik Maluku Selatan RMS di beberapa tempat. Upaya menurunkan bendera tersebut menimbulkan korban. Mereka gigih mempertahankannya. Sampai sekarang konflik Maluku itu belum dapat diatasi dengan tuntas. Dari beberapa kejadian itu terlihat betapa di era reformasi terjadi pergeseran pelaku kekerasan. Di era orde baru, kekerasan lebih banyak dilakukan oleh oknum ABRI daripada warga sipil. Namun, pada era reformasi kekerasan justru di-perlihatkan oleh sesama warga sipil. Masyarakat makin beringas dan hukum seperti tidak ada. Banyak kejadian kriminal yang pelakunya tertangkap basah langsung dihakimi bahkan sampai meninggal oleh masyarakat. Kinerja para penegak hukum sepertinya sudah tidak dapat dipercaya lagi. Masyarakat sudah muak melihat berbagai kasus besar yang melibatkan pejabat negara dan oknum militer tidak tertangani sampai tuntas meskipun mereka dinyatakan bersalah. Sedangkan mengenai masalah ekonomi, selama masa tiga bulan kekuasaan pemerintah Habibie, ekonomi Indonesia belum mengalami perubahan yang berarti. Enam dari tujuh bank yang telah dibekukan dan dilikuidasi pemerintah pada bulan Agustus 1998. Nilai rupiah terhadap mata uang asing masih tetap lemah di atas per dolar Amerika Serikat. Persediaan sembilan bahan pokok di pasaran juga makin berkurang dan harganya meningkat cepat. Misalnya, pada bulan Mei 1998, harga satu kilogram beras rata-rata namun harga tersebut sempat naik menjadi di atas per kilogram pada bulan Agustus 1998. Antrian panjang masyarakat membeli beras dan minyak goreng mulai terlihat di berbagai tempat. Oleh karena keadaan ekonomi yang parah menyebabkan rakyat Indonesia melakukan segala tindakan untuk sekadar dapat mencukupi kebutuhan. Antrian pembeli sembako masa reformasi Penjarahan adalah pemandangan biasa yang dijumpai pada awal-awal pemerintahan Presiden Habibie. Penjarahan mereka lakukan terhadap tempat-tempat yang dapat membantu kelangsungan hidup. Kayu-kayu di hutan lindung mereka tebangi, tambak udang dan ikan bandeng yang siap panen mereka sikat, lahan-lahan tidur milik orang kaya terutama mantan para penguasa orde baru mereka tempati. Mereka dengan mengatasnamakan rakyat kecil atau wong cilik melakukan tindakan itu semua. Pemerintah yang tidak berwibawa tidak mampu mengatasi semua itu. Aparat penegak hukum pun tidak berkutik dibuatnya. Pemerintah Indonesia pun sebenarnya berusaha memulihkan keadaan ekonomi nasional dengan menjalin kerja sama dengan Bank Dunia World Bank dan Dana Moneter Internasional IMF. Namun, kebijaksanaan ekonomi pemerintah Indonesia atas saran dua lembaga keuangan dunia malah memperburuk situasi ekonomi nasional. Dua lembaga keuangan dunia itu menyarankan agar subsidi pemerintah untuk listrik, BBM, dan telepon dicabut. Akibatnya, terjadi kenaikan biaya pada ketiga sektor tersebut sehingga rakyat makin terjepit. Atas desakan rakyat Indonesia, akhirnya pemerintah memutuskan hubungan dengan dua lembaga keuangan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Sukarnoputri. Para pemilik bank bankir di Indonesia juga ikut memperburuk keadaan dengan membawa lari dana penyehatan bank dana BLBI yang mereka terima. Maksud pemerintah sebenarnya baik, yaitu ikut membantu menyehatkan bank akibat krisis keuangan yang menimpa. Akan tetapi, mental mereka memang sudah rusak sehingga dana itu malah dipakai untuk hal lain sehingga mereka tidak bisa mengembalikan. Sungguhpun begitu, pemerintah tetap berusaha memulihkan keadaan ekonomi Indonesia. Segala cara dilakukan agar rakyat segera terlepas dari krisis ini. Partisipasi dari setiap warga negara sangat diharapkan untuk dapat segera memulihkan keadaan mewujudkan masyarakat adil dan makmur sesuai Pembukaan UUD 1945. Itulah penjelasan Perkembangan Masyarakat Indonesia Pada Masa Reformasi pada kali ini. Semoga bermanfaat dan jangan lupa, baca juga artikel lainnya mengenai Revolusi Menegakkan Panji-Panji NKRI. Sekian dan terima kasih atas kunjugannya selama ini, untuk meramaikan blog tercinta kami.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sejak memasuki era reformasi, konsep demokrasi semakin nyata didengungkan. Hal ini terlihat dari kebebasan pers dan kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat dalam mengkritik pemerintah, era reformasi juga membawa dilema untuk bangsa ini. Salah satunya adalah karena kebebasan berpendapat kerap disalahgunakan sebagai penegasan terhadap identitas kelompok tertentu atas nama tersebut tentunya menjadi permasalahan tersendiri bagi bangsa ini dan secara potensial ini dapat mencederai hakikat Demokrasi Pancasila. Sebagai contohnya, banyak kita temukan konflik berbasis perbedaan agama dan budaya terjadi di masyarakat, maraknya ujaran kebencian terhadap kelompok minoritas, serta bermunculannya ideologi intoleran dan kejahatan level pemerintahan dan politik, kondisi demokrasi di Indonesia, khususnya dari aspek supremasi hukum, juga cukup mengkhawatirkan. Salah satunya bisa kita soroti dari banyaknya tindakan pelanggaran HAM, minimnya pelibatan aspirasi publik terhadap Rancangan berbagai Undang-Undang seperti Revisi UU KPK, RKUHP, keberadaan UU ITE yang menyulitkan pejuang HAM, beberapa penerbitan Perpu yang tidak dilandaskan pada kajian yang objektif dan masih banyak lagi. Selama 23 tahun usia reformasi, demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran atau regresi. Kemunduran itu datangnya dari dua arah sekaligus yaitu di tingkat negara dan elite atas dan di level masyarakat bawah. Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Amnesty International Usman Hamid dalam diskusi daring Refleksi 23 Tahun Reformasi, Minggu 23/5/2021. Kemunduran demokrasi dari negara atas, dia menjelaskan, antara lain tercermin dari adanya konsistensi pola kebijakan yang mengurangi kebebasan sipil illiberal yang menjadi tren politik di tingkat kemunduran demokrasi dari tingkat bawah atau masyarakat kata dia, terjadi dengan menguatnya vigilantisme berbasis agama, dan bentuk-bentuk diskriminasi terhadap minoritas agama dan orientasi saya sebagai bangsa demokratis, negara harus mengakomodasi aspirasi atau suara rakyat khususnya kaum minoritas karena dalam sistem demokrasi rakyat memegang kekuasaan penuh atas pemerintahan yang dijamin secara konstitusional. Oleh karena itu, sebagai upaya menjalankan demokrasi yang bebas, adil, dan jujur, penentuan pemimpin harus dilakukan melalui pemilihan umum yang melibatkan penuh asprirasi rakyat, atau kata kuncinya adalah kata lain, legitimasi merupakan salah satu tolok ukur apakah prinsip demokrasi dijalankan dengan sebaik-baiknya atau tidak karena legitimasi merupakan representasi dari suara rakyat yang seharusnya dijadikan referensi utama oleh negara dalam menentukan pemimpin. Musyawarah untuk mencapai mufakat yang merupakan prinsip utama demokrasi juga harus dilakukan secara bertanggung-jawab karena dengan cara inilah rakyat dapat menentukan harapan bersama dengan tetap menjaga harmoni dan stabilitas sosial-politik. Secara filosofis prinsip demokrasi adalah merangkul dan mengakomodasi suara rakyat baik mayoritas maupun minoritas demi terciptanya suatu masyarakat yang adil, makmur, dan melalui demokrasi, masyarakat dapat membangun kepercayaan diri untuk tegar menghadapi sebuah krisis, menjaga ketahanan nasional di tengah kesusahan, mengatasi perpecahan yang mendalam melalui dialog dan partisipasi inklusif, dan mempertahankan keyakinan bahwa pengorbanan akan ditanggung bersama dan hak semua warga negara demokrasi, masyarakat sipil yang mandiri, termasuk kaum perempuan dan kaum muda, dapat diberdayakan sebagai mitra bagi lembaga negara dalam memberikan pelayanan, untuk membantu agar masyarakat senantiasa mengetahui dan terlibat, dan untuk meningkatkan moral masyarakat dan semangat mencapai tujuan Rabu 26 Mei 2021Oleh Nur Rochmat Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
reformasi secara total sangat didambakan oleh bangsa indonesia agar